PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
MODUL 1
PENGENALAN ALAT, BAHAN
DAN BUDAYA K3
Disusun Oleh:
Muhamad Suhaemi / 3211141049
Partner
Praktikum : 1. Auliatu Davita /
3211141060
2. Rike
Rizqilah / 3211141045
Tanggal
Praktikum : Senin, 6 Oktober 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Prinsip
Percobaan
Berdasarkan pengenalan
alat, bahan dan budaya K3 di Laboratorium kimia.
1.2 Tujuan
Percobaan
Pengenalan beberapa
macam alat dan bahan kimia serta menanamkan budaya K3 dalam melakukan kerja di
Laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para
pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatira akan kecelakaan, dan
keracunan seseorang dapat bekerja dngan aman, produktif dan efisien. (Khasani,
1990)
Simbol digunakan untuk pelebelan bahan-bahan berbahaya
menurut Peraturan tentang Bahan
Berbahaya (Ordinance On Hazardeous Substance). Peraturan ini adalah suatau
peraturan untuk melindungi atau menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama
terdiri dari bidang keselamatan kerja. Pentingnya mengenal symbol bahan kimia
sehingga kecelakaan kerja di Laboratorium dapat dicegah. (Mulyono, 2008)
Penggunaan bahan kikia yang jumlahnya sudah sedemikian banyak
tentu saja mengharuskan praktikan yang erhubungan dengan bahan kimia untuk
bekeja dengan cara aman agar terhindar dengan kecelakaan kerja akibat bahan
kimia. Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan pengendalian secara
individu. Penendalian secara individu merupakan yang utama, yaitu praktikan
yang bekerja dengan bahan kimia harus dilengkapi dengan alat pelindung diri.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan
oleh praktikan apabila berada pada suatu tempat yang berbahaya. APD yang sering
seperti sepatu latex, sarung tangan/gloves, kacamata/google, masker, dan face
shield. (Cahaya, 2004)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Percobaan
3.1.1
Pengenalan Alat
No.
|
Nama Alat
|
Bahan dan Alat
|
Gambar
|
1.
|
Tabung reaksi
|
Terbuat dari gaelas. Digunakan untuk mereaksikan
zat-zat kimia dalm jumlah sedikit.
|
|
2.
|
Penjepit
tabung reaksi
|
Terbuat dari kayu atau kawat. Gunanya untuk
memegang tabung reaksi pada waktu dipanaskan.
|
|
3.
|
Batang pengaduk
|
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk mengaduk
campuran atau larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia.
|
|
4.
|
Corong gelas
|
Terbuat dari gelas. Gunanya menolong pada waktu
memasukkan cairan ke dalam tempat yang sempit mulutnya.
|
|
5.
|
Corong pemisah
|
Terbuat dari gelas. Gunanya untuk memisahkan dua buah
larutan yang berbeda massa jenis atau memisahkan antara larutan dan padatan
pada proses ekstraksi.
|
|
6.
|
Kaca arjloji
|
Terbuat dari gelas. Gunanya untuk menimbang zat
berbentuk kristal.
|
|
7.
|
Gelas ukur
|
Terbuat dari gelas. Gunanya untuk mengukur volume
zat kimia dalam bentuk cair.
|
|
8.
|
Gelas kimia
|
Terbuat dari gelas. Sebagi tempat larutan dan
dapat juga memanaskan larutan zat-zat kimia.
|
|
9.
|
Erlenmeyer
|
Terbuat dari gelas. Dipakai untuk tempat zat yang
akan dititrasi dan memanaskan larutan.
|
|
10.
|
Labu ukur
|
Terbuat dari geras. Digunakan untuk membuat
larutan standard atau pengenceran dengan volume yang tetap.
|
|
11.
|
Pipet gondok
|
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk mengambil
larutan volume tertentu, mempunyai presisi yang tinggi.
|
|
12.
|
Pipet ukur
|
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk mengambil
larutan volume tertentu.
|
|
13.
|
Pipet Pasteur (Pipet tetes)
|
Batang terbuat dari gelas dan kepala terbuat dari
karet. Digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil.
|
|
14.
|
Buret
|
Terbuat dari gelas. Mempunyai sakala dan kran.
Digunakan untuk melakukan titresi.
|
|
15.
|
Kertas saring
|
Terbuat dari kertas. Digunakan untuk menyaring
larutan.
|
|
16.
|
Botol semprot
|
Terbuat dari plastik. Digunakan untuk menyimpan
aquades dan mencuci bahan yang tidak larut dalam air.
|
|
17.
|
Rak tabung reaksi
|
Terbuat dari kayu. Digunakan untuk tempat tabung
reaksi.
|
|
18.
|
Kaki tiga
|
Terbuat dari besi. Digunakan untuk penyangga
pembakar spirtus.
|
|
19.
|
Pembakar spirtus
|
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk membakar spirtus
yang dapat memanaskan larutan, campuran atau suatu zat.
|
|
20.
|
Spatula
|
Terbuat dari logam atau plastik. Digunakan untuk
mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan. Dan bias juga digunakan untuk
mengaduk larutan.
|
3.1.2
Pengenalan Bahan
No.
|
Simbol
|
Huruf Kode
|
Sifat
|
Keterangan
|
1.
|
E
|
Mudah meledak
|
Eksplosif pada kondisi tertentu. Hindari benturan,
gesekan, loncatan api dan panas.
|
|
2.
|
O
|
Pengoksidasi
|
Dapan membakar bahan lain, penyebab timbulnya
api/sulitnya pemadaman api. Hindari panas, bahan mudah terbakar dan reduksi.
|
|
3.
|
C
|
Korosif
|
Merusak jaringan tubuh manusia. Hindari terhirup
pernafasan,kontak dengan kulit dan mata.
|
|
4.
|
F
|
Sangat mudah terbakar
|
Mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan
kebakaran.Hindari campuran dengan udara langsung dan api.
|
|
5.
|
Xn
|
Berbahaya
|
Menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh. Hindari
kontak dengan tubuh.
|
|
6.
|
N
|
Bahaya terhadap lingkungn
|
Menyebabkan gangguan ekologi. Hindari kontak
dengan lingkungan.
|
|
7.
|
T
|
Beracun
|
Dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian
bila tertelan atau terhirup. Hindari kontak langsung dengan kulit.
|
3.2
Pembahasan
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum kimia sangat banyak sekali an berbeda-beda jenisnya. Setiap
jenis alat memiliki fungsi yang berbeda dengan alat yang lainnya. Salah satu
contohnya Erlenmeyer memiliki fungsi dan sifatyang berbeda dengan labu ukur.
Pada Erlenmeyer, dapat digunakan memanaskan laruran sedangkan labu ukur tidak
dapat memanaskan larutan.
Disamping alat-alat, praktikum kimia juga membutuhkan
bahan-bahan kimia yang tidak kalah pentignya. Dalam setiap bahan kimia terdapat
symbol yang memiliki arti tingkat kebahayan dari bahan tersebut. Tingkat
kebahayaan pada bahan kimia harus diketahui setiap praktikan sebelum
melaksanakan praktikum pada Laboratorium.
Bahan kimia beracun didefinisikan sebagai bahan kimia dalam
jumlah kecil menimbulkan keracuan pada manusia atau makhluk hidup lainnya.
Bahan dinyatakan sebagai bahan beracun jika pernafasan melalui mulut LD50>25
atau 200 mg/Kg berat badan, atau pernafasan melalui kulit LD50>25 atau 400
mg/Kg berat badan, atau melalui pernafasan LD50>0,5 mg/L atau 2 mg/L.
Kekuatan racun didasarkan pada LD50 (letal dose 50) yang artinya berapa banyak
zat tersebut yang diberikan kepada binatang percobaan dan membuat kematian
sebanyak 50% dari binatang percobaan tersebut. Semakin kecil angka LD50 berarti
semakin toxic suatu bahan tersebut atau
sebaliknya. Pada umumnya zat toxic masuk melalui permafasan kemudian beredar ke
seluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertetu yang dapat mengganggu organ
tersebut, seperti hati, paru-paru dan lain-lain. Tetapi juga berakumulasi dalam
tulang, darah, hati, ginjal, atau cairan limfa dan menghasilkan efek kesehatan pada
jangka panjang. Pengeluaran zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine,
saluran pencernaan, sel epitel dan keringat. (Cahyono, 2004)
BAB IV
KESIMPULAN
Setiap jenis alat yang digunakan dalam praktikum kimia di
laboratorium memiliki fungsi yang berbeda-beda. Sebagian besar alat-alat yang
digunakan dalam praktikum terbuat dari gelas atau kaca, sehingga harus
berhati-hati karena jika tersenggol sedikit akan jatuh dan pecah.
Selain itu, berhati-hati pula terhadap bahan-bahan kimia.
Karena bahan kimia memiliki tingkat berbahaya yang berbeda-beda yang dapat
diketahui dari symbol-simbol yang tertera pada label kimia. Untuk mencegah
terjadi kecelakaan kerja, praktukan wajib menggunakan Alat Pelindung Diri
(ADP).
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, A B.
2004. Keselamatan Kerja Bahan Kimia di
Industri. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Khasani. 1990. Prosedur Alat-alat Kimia. Yogyakarta:
Liberty.
Mulyono. 2008. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sumber gambar :